Minggu, 22 Januari 2017

Profil SMA Negeri 2 Malang

Standard
SMA Negeri 2 Malang merupakan salah satu Sekolah Menengah Atas Negeri yang ada di Kota Malang. Sama dengan Sekolah Menengah Atas pada umumnya di Indonesia, masa pendidikan sekolah di SMAN 2 Malang ditempuh dalam waktu tiga tahun pelajaran, mulai dari Kelas X sampai Kelas XII.
Visi:
Mencetak lulusan yang cerdas, ungul dalam karya, mandiri, dan berakhlak mulia yang siap berkompetisi di tingkat lokal, nasional, dan internasional dalam bingkai iman dan taqwa.
Misi:
  • 1. Melaksanakan KBM yang kondusif dalam lingkungan sekolah yang aman, tertib, disiplin, bersih, dan indah dengan dukungan sarana prasarana yang memadai
  • 2. Melaksanakan manajemen sekolah yang tertib, transparan, dan dapat dipertanggungjawabkan.
  • 3. Menciptakan peluang agar warga sekolah unggul dalam berkarya dan mandiri dalam berprestasi.
  • 4. Mengembangkan kepribadian warga sekolah menjadi insan yang beriman dan bertaqwa.
  • 5. Menciptakan hubungan yang harmonis dan demokratis antarwarga dan lingkungan sekolah.
  • 6. Mewujudkan kerja sama yang baik dan saling menguntungkan dengan lembaga / instansi di tingkat lokal, nasional, dan internasional
  • 7. Mewujudkan kesejahteraan lahir dan batin bagi warga sekolah.
  • 8. Membuka jaringan komunikasi seluas-luasnya di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.

Sejarah
Sejarah sekolah ini berasal dari keinginan para pelajar Trip)Tentara Republik Indonesia Pelajar untuk kembali mendapatkan pendidikan setelah perang usai. Namun mereka tidak mau untuk masuk ke sekolah-sekolah Belanda semacam AMS, sehingga Bapak Koeswandono mencoba mendirikan sekolah dengan dibantu oleh beberapa guru. Pada bulan April 1950 berdirilah sekolah tersebut dengan nama Sekolah Persiapan yang berlokasi di jalan Arjuno, Malang yang sekarang menjadi sekolah SMPN 8 Malang.

Sumber : 
wikipedia.co.id
Halomalang.com

Senin, 12 September 2016

Kadindik Antar Kepala Tata Usaha UPT Pendas Sukun Ke Peristirahatan Terakhir

Standard
Malang – Dunia Pendidikan Kota Malang kembali berduka. Salah satu anggota keluarga besar Dinas Pendidikan Ridho Kafianto yang menduduki jabatan Kepala Tata Usaha UPT. Pendas Sukun itu menghadap sang Khaliq pada Kamis Malam 8 September 2016.
Almarhum yang akrab disapa Ridho itupun dikenal para koleganya sangat loyal pada pekerjaan serta tugas tugas yang dipercayakan padanya itu meninggalkan seorang istri, satu putra dan satu orang putri.
Sebelum dimakamkan jenazah diberangkatkan oleh Kepala Dinas Pendidikan Kota Malang Dra. Zubaidah, MM didampingi kepala UPT Pendas Sukun Syahrial Hamid, S.Sos dirumah duka yang berada dikawasan Perumahan Sukun Indah CC.
Dalam sambutannya, Kepala UPT Pendas Sukun Syahrial Hamid , S.Sos mengenang almarhum yang lahir pada 3 April 1966 silam itu sebagai yang bersahaja serta humoris
” Kami sangat kehilangan dengan kepergian almarhum. Beliau sangat ringan tangan membantu kesulitan kolega dan tidak segan – segan berbagi ilmu. Sehingga beliau dikenal dikalangan insan pendidikan juga sebagai guru IT khususnya bagi staff UPT. Pendas Sukun ” tutur Syahrial.
Sementara itu dalam sambutannya, Kepala Dinas Pendidikan Kota Malang Dra. Zubaidah, MM saat melepas jenazah almarhum Ridho Kafianto ke tempat peristirahatannya yang terakhir mengatakan agar jasa baik yang dilakukan almarhum semasa hidupnya dijadikan panutan dan diikuti oleh semua insan pendidikan yang turut hadir melayat kerumah duka.
Sosok Almarhum Ridho kafianto yang bersahaja menyebabkan banyak pihak yang merasa kehilangan atas kepergiannya. Tidak heran ratusan pentakziah memadati rumah duka Almarhum yang juga merupakan adik kepala SDN Penangungan Drs. Achmad Aviv Nur, MM.
Selain kepala Dinas Pendidikan Kota Malang dan Kepala UPT. Pendas Sukun melepas keberangkatan almarhum ke tempat perustirahatan terakhirnya tampak hadir pula puluhan kepala sekolah dan ratusan insan pendidikan turut larut dalam duka.
Selamat jalan Ridho Kafianto, terima kasih atas amal dan juga perbuatan baikmu untuk kemajuan pendidikan Kota Malang. Semoga engkau mendapat tempat terbaik di sisi-Nya.


Sumber : http://diknas.malangkota.go.id/

Rabu, 04 November 2015

Teks Tanggapan Kritis: Jalur Satu Arah di Lingkar Universitas Brawijaya

Standard
Jalur Satu Arah di Lingkar Universitas Brawijaya

            Kemacetan lalu lintas di Kota Malang sudah merupakan masalah umum yang sudah lama terjadi. Meskipun berbagai program telah direalisasikan untuk mengatasi kemacetan lalu lintas, program-program tersebut telah terbukti gagal. Terus gagalnya berbagai program yang dilakukan untuk mengatasi kemacetan lalu lintas terus dicarikan jalan keluar oleh pemerintah kota Malang. Salah satu solusi yang dua tahun menjadi kontroversi adalah penerapan jalur satu arah di lingkar Universitas Brawijaya yang kini akan diterapkan kembali meskipun menimbulkan pro dan kontra di masyarakat.
            Meskipun tidak separah Kota Jakarta, kemacetan lalu lintas  di Kota Malang sudah cukup mengganggu aktivitas masyarakat di luar ruangan. Bahkan, kemacetan tersebut kini dianggap sebagai pemandangan sangat biasa yang terjadi di kota ini. Pemerintah berupaya menangani masalah kemacetan lalu lintas  dengan menerapkan kebijakan jalur satu arah. Penerapan yang cukup kontroversial diberlakukan pada blok Universitas Brawijaya dengan jalan D.I Panjaitan yang diterapkan kembali. Penerapan jalur satu arah ini digagas Wali Kota Malang, Moch. Anton untuk mengurai kemacetan dan mengurangi beban di jembatan Soekarno-Hatta.
            Banyak pendapat yang memperkuat bahwa jalur satu arah di lingkar UNIBRAW (Universitas Brawijaya) tidak perlu direalisasikan. Pasalnya, dengan diberlakukannya jalur satu arah ini mengakibatkan jarak tempuh yang dulunya dekat sekarang menjadi jauh, waktu yang terbuang lebih banyak dari sebelumnya, serta bahan bakar yang lebih cepat habis karena jarak tempuh yang cukup jauh. Kebijakan jalur satu arah dinilai tidak mengurangi kemacetan, tetapi membagi rata volume kendaraan di seluruh jalan sehingga lebih banyak menimbulkan kemacetan dimana-mana dan dianggap bukan solusi yang tepat karena dianggap merugikan masyarakat. Juga, para pedagang di sepanjang jalur satu arah mengklaim bahwa dengan diterapkannya kebijakan satu arah menyebabkan usaha mereka tidak laku karena sepi tidak ada pelanggan.
            Menurut data dari Surya Malang, Jumat (16/10/2015) menunjukkan ada sekitar lima spanduk yang kembali dipasang warga di pinggir jalan. Spanduk itu bertuliskan penolakan dan kegelisahan warga berkaitan dengan diterapkannya jalur satu arah ini. Hal ini menunjukkan bahwa warga menginginkan jalur di kawasan tersebut dikembalikan (dua arah) seperti semula  dan “Jalur Satu Arah Mendukung CURANMOR”, yang menunjukkan bahwa dengan adanya jalur satu arah menyebabkan tindak kriminal curanmor semakin menjadi-jadi karena faktor kelancaran dalam berkendara (dapat kebut-kebutan).
            Kaum minoritas menghibur diri bahwa jalur satu arah ini cocok dilakukan untuk mengatasi kemacetan di lingkar Universitas Brawijaya sebagai salah satu titik kemacetan. Jika memang jalur satu arah bukan solusi untuk mengatasi kemacetan, pemerintah setempat pasti akan mengkaji ulang aturan yang mereka buat. Karena, disetiap kebijakan yang dibuat, mungkin akan ada kebaikan yang dihasilkan. Keluhan-keluhan dari masyarakat tentunya juga sudah ditampung oleh pemerintah kota untuk disampaikan kepada walikota Malang. Tentunya pemerintah masih terus mengkaji dan memikirkan efeknya jika memang peraturan tersebut benar-benar sudah dilaksanakan sepenuhnya.
                Dengan demikian, kebijakan jalur satu arah di lingkar Universitas Brawijaya dapat disebut sebagai suatu kebijakan yang bagus, tetapi kurang diterima masyarakat karena kurangnya sosialisasi dari pemerintah sendiri. Kebijakan ini seharusnya menggandeng pihak-pihak yang lain, yaitu pemerintah kota batu dan pemerintah kabupaten Malang karena memang di jalur tersebut adalah jalur yang strategis sehingga banyak dilalui orang dari berbagai kota.

Diolah dari sumber : http://www.suryamalang.com


Minggu, 04 Oktober 2015

Drama Bahasa Jawa 4 Orang Putri (Bawang Abang & Bawang Putih)

Standard
BAWANG ABANG lan BAWANG PUTIH

ing sawijining dina, ing salahsiji  desa ana kaluwarga kang terdiri dari ibu, lan anak 2 wadon kabeh. Jeneng anak iki bawang abang lan bawang putih. Ibu lan bawang abang nduweni sifat kang ala, nanging bawang putih sifate kang apik.
    
Ibu                              : “Bawang putih!!! Bawang putih!!”
Bawang Abang                        : “Ono opo to ibuke?? Bengak bengok ngalor ngidul?
Ibu                               : “Bawang putih ning endi?”
Bawang Abang            : “Ora usah digoleki, mung wes ngerti tugase. Umbah umbah toh.”
Ibu                                           : “Yoweslah lapo repot repot, ayo turu..”
Ing kali bawang putih umbah umbah klambi, nanging klambi sing diumbah kenyut ing kali bawang putih bingung amarga klambi sing kenyut iku gadhahane ibune.

Bawang putih              : “Piye iki? Iku rasukan gadhahane ibu.. aduh piye iki? Apa taktuti wae yo? Wes tak tuti wae”
Akhire bawang putih ngetuti klambi iku mau..
Bawang putih              : “Aduh.. wes sore piye iki? Aku bali apa terus yo? Tapi yen aku bali, aku diseneni ibu”
Langite wes peteng nanging bawang putih pencet ngetuti klambi iku
Bawang putih               : “Aku wedi, wes bengi apa aku taken ing omahe mbah iku?
Tok tok tok “Assalamualaikum..”
Mbah                           : “Waalaikumsalam.. sopo kuwi?”
Bawang putih  “Kula bawang putih, kula badhe mendhet rasukan ibu kula, punapa enten teng mriki?
Mbah                           : “Owalah nduk nduk.. ono iku mau nyanthol ing ngarep omahku arep kok jupuk ta nduk?
Bawang putih              : “inggih mbah.. datheng pundi mbah”
Mbah                           : “Yen arep njupuk awakmu kudu nginep ngancani mbah seminggu nduk.”
Bawang putih              : “Nanging mbah...”
Mbah                           : “Yowes mung ora gelem”
Bawang putih              : “Inggih mbah”
(bawang putih mung nurut marang mbah iku mau, saben dina bawang putih ngrewangi mbah. Ora kroso yen wes seminggu bawang putih nginep)
Mbah                           : “Ndukk wis seminggu awakmu ana kene.. wes wayahe awakmu balik”
Bawang putih              : “Mboten punapa yen kula tinggal mbah?”
Mbah                           : “Ora papa nduk.. iki klambine ibukmu lan iki ana semangka”
Bawang putih              : “Matur nuwun mbah.. menawi ngoten kula badhe nyuwun pamit, Assalamualaikum”
Mbah                           : “Waalaikumsalam”
(Bawang putih wes ana ing omahe, ibu lan bawang merah pada heran kenapa bawang putih nggawa semangka)
Ibu                               : “Nyapo awakmu nggawa semangka kaya ngono? Wes ora balik seminggu malah nggawa semangka”
Bawang Putih              : “Niki kula diparingi mbah, yen mboten purun kula mawon ingkan nyicip”
Bawang merah            : “Ora usah kok towari aku karo ibu yo ora arep mangan semangka murah kaya nggenanmu!”
(bawang putih banjur njupuk lading digawe mecah semangka.)
  
(Gak disangka semangka mau isine masmasan. Bawang putih, Bawang Abang, lan ibu kaget.)
Bawang merah            : “Mbok.. piye iki bawang putih oleh masmasan”..
Ibu                               : “Ayo nirokke bawang putih”
Ibu lan Bawang Abang lunga ning omahe mbah.
BawangAbang             : “Mbah! Kulo badhe nuwun semangka.”
            Ibu                               : “Iyo, semangka sing isine masmasan iku lho mbah!”
            Mbah                           : “Semangka? Masmasan? Aku ora ngerti.”
Ibu                               : “Wis ojo kakean takon! Bawang Abang, njupuken Semangka ing kebun mburi iku.”
Bawang Abang           : “Iyo mbok.”
Mbah                          : ”Ojo.. Ojo nduk….”
 (bawang merah milih semangka sing luwih gede saka semangka Bawang Putih.)
Bawang Abang                        : “Mbok iki isini pasti luwih akeh”
Ibu                               : “Yo methi nduk.. luwih gedhe kok..”
Mbah                           : “Ojo, ojo nduk, ojo dibukak…”
Bawang Abang lan Ibu ora merhatikake amanat Mbah iku.
(Barang dibelah semangka mau isine dudu mesamasan nanging uler kang gede, uler iki mateni Bawang Merah lan Ibune nganti mati.)
(Bawang Putih ujuk ujuk teko.)
Bawang Putih              : “Bawang Merah! Ibu! Kepriben critane kok bisa ngene?!”
Mbah                           : “Lha iku akibate.. Mulane dadi uwong aja mung serakah.”



Drama Bahasa Jawa 3 Orang (Jaka Tarub)

Standard
1 orang : Narator
2 Orang (Putra&Putri) : Jaka Tarub, Widadari

JAKA TARUB 
Suasana sore wis mulai cerah.Udan sing mulane gedhe banget wis mandeg. Eh…ditambah ana pelangi mentongol neng sisi kulon. Jarene wong-wong, yen ana pelangi,berarti arep ana bidadari sing arep adus neng bumi.Tapi…bener orane ya mbuh ora ngerti.
ADEGAN KE 1
Byur…Byur…Byur…
Widadari : “ Cihuy…Asik…bisa adus maning.Jen banyune seger pisan.
Wis seminggu ora adus,awake pada pliket.. lah jan…segerepol pokoke lah…”
(Neng Prapatan… Jaka Tarub mlaku-mlaku karo nembang “Lir-ilir.. Lir-ilir..”)
Jaka Tarub : ” Lir ilir.. Lir ilir, shh Duh…wetenge aku lara banget,mules…mau esuk kakean mangan sambel..” (Jaka Tarub mlayu ing jamban pinggir kali)
ADEGAN KE 2
Jaka Tarub : “ Aduh jan lega.… pisan…..eh tapi kayata ana sing sejen ya,deneng mambu wangi ana apa ya?kayane ambune sekang kulon. Jajal tek tiliki lah.
Wualah-wuualah apa nyong ora salah weruh,kae ono widadari pada adus….ce…ce….ce….bening pisan kena nggo cuci mata iki!
Oh ya aku duwe ide cemerlang,tak jukuk lah slendange,supaya ora bisa bali.
Jaka Tarub njukuk slendang widadari
ADEGAN KE 3
Widadari : ”wis lah, aku arep bali ning kayangan, kayane aduse wis cukup,wis keset.. Eh…..Slendangku endi ya? Kok ilang? Lho lho? Selendangku!?”
Ijik-ijik….Jaka Tarub teka kaya dadi pahlawan bae….
Widadari : “ Hikk…hikss… slendangku nengendi lah…”
Jaka Tarub : “ Eh…Cah ayu,kena apa nangis neng kono dewekan.Wis gedene semono masa nangis.Apa ora isin…”
Widadari : “ Slendangku ilang.. Sapa kowe?”
Jaka Tarub : ” perkenalken,Aku Jaka Tarub.Pemuda sing paling cakep,paling ganteng,paling joss neng desa Wagir. Nah saiki giliran aku sing arep takon Cah ayu dewek jenenge sapa,terus bisane neng kene anu kepriben critane.”
Widadari : ” Dadi Jaka Tarub, anu sing biasane nggaweni tarub angger ana manten ya…?”
Jaka Tarub : ” Sembarangan…aku Jaka Tarub,udu tukang nggaweni tarub.”
Widadari : ” Oh….Ya wis,giliran aku yah. Aku Widadari. Nama bekenne Aura Kasih. Aku teka sekang khayangan.Tapi sing dadi masalah, saiki aku ora bisa bali ning khayangan. Soale slendangku ilang.”
Jaka Tarub : ”Ow…dadi kaya kuwe critane.Melas temen…Ya wis,siki ko melu aku bae yuh.”
Widadari : ” Melu nang ngendi lah?”
Jaka Tarub : ” Aja kakean takon. melu bae koh. Apa koen gelem tek tinggal dewekan neng kene.Hayuh…gelem ora?”
 Widadari : ”Lah ya emoh.”
Jaka Tarub : ” Ya wis,mangkane melu aku bae. Sante bae.. ora de apak-apakna, ora.”
Widadari : “Ya wis,siki aku melu sampeyan.Tapi sampeyan ojo macem-macem,tak tutuk lho…”
Jaka Tarub : “ Iya lah…”
Sa’wise kaya kuwe,Widadari Jambon akhire melu Jaka Tarub.Mbarang wis
Suwe…akhire Jaka Tarub karo Widadari pada seneng-senengan.
Banjur,akhire pengantenen.
ADEGAN KE 4
Jaka Tarub : ” Gawekna wedang jahe ngeneh.Sore-sore kaya ngene kayane asik ngombe wedang jahe.”
Widadari : ” ya.Sabar.”
Widadari : ” Jen…bapake,karepe ben sore wedang…bae.Apa ora bosen.”
Jaka Tarub : ” Ya ora tah.Wong sing nggawekna bojone sing paling….ayu.Jen,ayu pisan pokoke lah.”
Widadari : ” Bapak tah senengane gombal lho…mesti ana karepe.”
Jaka Tarub : ” Ngerti Bae.”
 “ Oh ya,neng lumbung beras kulon ana berase.Wingi ana kiriman beras seka kang Husen.”
Widadari : “ Jajal tak tiliki ya Pak.”
Jaka Tarub : ”Ya nganah.”
Neng lumbung beras kuwi, Widadari nemu slendang batik.
Mirip kaya slendange sing ilang.Widadari curiga,apa
Iya, Jaka Tarub sing njukuk slendange?

ADEGAN KE 5
Widadari: “ Pak, aku arep takon.Penting benget! masalah slendangku sing mbiyen ilang. Pak,kenapa bisa slendange aku ana neng lumbung wadah beras? Bapak sing njukuk slendangku ya…???
Jaka Tarub : ”Hah…slendang?Slendang apa?Aku ora ngerti.”
Widadari : “ Lah…. Ngaku bae pak.. Aku bener-bener kecewa karo bapak.Wis tak bela-belani ora balik,  slendange malah dijupuk karo wong sing paling aku tresnani.
Teganya….teganya….teganya…
Jaka Tarub : ” Pangapurane Yang…Aku bener-bener njaluk pangapura.Aku ora ngerti bakalan kaya ngene akhire.”
Widadari ; ”Pak…aku kuciwa…kuciwa.Sedih atiku…”
Aku ora bisa kaya kiye terus. Aku kudu lunga saiki. Pak,tulung jaga Aliando sing bener.Aku titip tulung dirumat. Wis…Aku lunga ya…Slamat tinggal…..
Jaka Tarub : ” Yang….aja lunga lah…aja tinggalna aku dewekan neng kene.Melasi anakku Aliando. Masa aku dadi DUDA…..
Widadari akhire balik maring khayangan. Anak siji-sijine karo bojone
Detinggal lunga dewekan.
Jaka Tarub banjur dadi DUDA……………………



Jumat, 28 Agustus 2015

Contoh Essay Bahasa Inggris

Standard
  Contoh Essay Bahasa Inggris tentang--Bahaya Pemanasan Global (Global Warming).
Tahukah kalian tentang essay? Yah, essay biasanya dapat kita temukan di majalah atau surat kabar Yang dimaksud dengan essay sendiri adalah sebuah kumpulan yang telah tersusun dari sebuah ide tentang suatu teks yang berkaitan dengan kesusastraan yang ditulis dengan baik dan disajikan secara professional.

The Danger of Global Warming

Assalamualaikum Wr. Wb
Honnorable our beloved teacher,
Honorable our friends that also I love,
Good morning, how are you this morning. First of all, I’d like to thank to our god who has given us his blessings. I also thank to the teacher and friends.
Ladies and gentlemen, today I’d like to deliver my speech about the danger of global warming.
What is the meaning of global warming? National Wildlife Federation defined global warming as a condition where the earth gets hotter, the rain, storm and flood get heavier, and the dry happens in many places. Global warming can change the landscape in the earth and kill many species.
There are many reasons why the global warming happens. The reasons include green house effect, electrical overconsuming, fossil fuels, air pollution from industries and factories, felled jungels, and etc.
What is the danger of global warming? Global warming is very dangerous to us. Our live as mankind would be threatened by changes caused by global warming. The freshwater would be hard to obtain (there would be 20% people in the world are able to use the water). The disaster, such as flood, storm, and dryness would happen more frequently. Many new diseases would appear, and the surface of sea increase, and etc.
And then, how to get rid of the danger of global warming? There are many ways to do it. At first, we must plant the trees or plants around us. We should use the public transportations or bike to go to other places. If the place we would to go is not far from us, we are better to ride the bike or by feet. By riding public transportations, we can reduce pollution caused by CO2 and prevent traffic jam in the street. The electric usage must be reduced, and we must use electrical tools only as long as we need. Don’t open the fridge too much. The rooms inside the fridge contain many CFC which are able to break ozone layers in the atmosphere. The damage of atmosphere trrigers the fall of gigantic meteors, so the life in earth would be gone.
And then, I end my short speech. Please forgive if I had done mistakes in my words and actions. Thank for your attentions.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Nah, itu lah contoh Essay berbahasa Inggris yang telah saya Lampirkan! Tetap semangat dan terus BerJuang!! :)


Jumat, 21 Agustus 2015

KTSP dengan Kurikulum 2013, Which One is Better??

Standard



   Belum lama ini kurikulum pendidikan di Indonesia diganti, dari KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) menjadi Kurikulum 2013. Walaupun belum lama ini dilaksanakan, tapi perbedaan di antara dua kurikulum ini ternyata sangat terlihat. Di bawah ini ada beberapa perbedaan-perbedaan yang mungkin kalian rasakan. Yuk, disimak!

1. Aspek Kompetisi
      Pada KTSP, aspek kompetisi lebih menekankan pada pengetahuan. Jadi kebanyakan yang didapat siswa adalah teori dan soal-soal latihan yang diberikan oleh guru. Sementara untuk Kurikulum 2013, ada keseimbangan antara soft skills dan hard skills, yang meliputi aspek sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Nggak heran kalau sekarang dalam pelajaran kita juga dituntut aktif dan kreatif.

2. Proses Pembelajaran
      Eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi adalah proses pembelajaran di KTSP. Dengan kata lain, cara belajarnya adalah dengan menemukan informasi suatu pengetahuan/konsep ilmu baru sambil memahaminya (eksplorasi), kemudian mengerjakan suatu tes atau menarik kesimpulan (elaborasi), dan diakhiri dengan mempresentasikan pekerjaannya dan mempertahankan kebenaran yang ada (konfirmasi). Kurang lebih hampir sama dengan K'13 yang dilakukan dengan pendekatan ilmiah, yaitu mengamati, menanya, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta.

3. Standar Penelitian
       Sesuai dengan aspek kompetisinya, standar penilaian pada KTSP lebih dominan pada pengetahuan. Misalnya, nilai ulangan, nilai tugas, dsb. Agak berbeda dengan K'13 yang aspek penilaiannya bergantung pada kompetansi sikap, pengetahuan, dan keterampilan berdasarkan hasil dan proses. Jadi kurikulum 2013, sikap dalam pembelajaran juga berpengaruh dalam penilaian.

       Dengan perbedaan-perbedaan di atas, ada beberapa kelebihan dan kekurangan KTSP serta K'13. Salah satunya sebagai berikut:

1. K'13 bertolak belakang dengan Undang-Undang karena hanya berpatok pada pendapat suatu kelompok kecil dan tidak dilandaskan pada evaluasi dari KTSP.

2. Pada K'13, guru tidak dilibatkan langsung dalam pembelajaran. Berbeda dengan KTSP di mana guru sebagai pengajar, pembimbing, pelatih, dan pengembang sehingga terkadang siswa bisa salah dalam menilai konsep pembelajaran.

3. Tidak ada keserasian antara orientasi proses pembelajaran serta hasil kurikulum 2013. Keseimbangan ini sulit dicapai karena kebijakan UN masih diberlakukan.

       Kekurangan dari KTSP sudah diperbaiki di K'13, sementara kelebihan dari KTSP menjadi kekurangan di K'13. Semoga saja dengan berjalannya waktu, K'13 bisa menghasilkan pendidikan yang diharapkan. K'13 menuntut siswa menjadi aktif dan kreatif, sehingga saat kita sudah berada di luar lingkungan sekolah, kita pun tetap menjadi manusia yang aktif dan kreatif.


--magazine: 50 B-News Silhoette Of the Golden Art BPERS 14-15 --